Sekilas tentang kitab rujukan, pembahasan tentang Tahqiq, dan keterangan metode yang dipakai penulis
Mengenai isi buku secara global dapat disimpulkan pada poin-poin berikut:
1. Pokok Bahasan
Pokok bahasan dari kitab ini adalah menyebutkan sebab-sebab yang karenanya keluarlah hadits Rasulullah saw.
2. Bab dan Pembahasan
Sementara bab-bab dan pembahasannya adalah sebagai berikut:
1. Mukaddimah: mengenai urgensi asbab wurud al-hadits, macam-macamnya, sejarah, dan karya-karya yang terkenal mengenai hal ini.
2. Bab ath-Thaharah (bersuci): semua haditsnya berjumlah 8 hadits
3. Bab ash-Shalah (shalat): haditsnya berjumlah 11 hadits
4. Bab al-Jana'iz (Jenazah): haditsnya berjumlah 7 hadits
5. Bab ash-Shiyam (Puasa): haditsnya berjumlah 5 hadits
6. Bab al-Hajj (Haji): haditsnya berjumlah 3 hadits
7. Bab al-Bai' (Jual-beli): haditsnya berjumlah 8 hadits
8. Bab an-Nikah (Nikah): haditsnya berjumlah 3 hadits
9. Bab al-Jinayat (Kriminal): haditsnya berjumlah 5 hadits
10. Bab al-Adhhiyah (Kurban): haditsnya beijumlah 1 hadits
11. Bab al-Ath'imah (Makanan): haditsnya berjumlah 3 hadits
12. Bab al-Adab (Etika): haditsnya berjumlah 42 hadits.
Demikianlah urutan penyebutan hadits, dan akan disebutkan setiap hadits pada setiap permasalahan, dan disertai dengan sebab-sebabnya.
3. Metode yang Digunakan oleh Penulis Kitab:
Penulis tidak menyebutkannya dalam mukaddimahnya. Kalaulah disebutkan niscaya akan dapat kita singkap maksud-maksudnya.
Hanya saja, dengan segala pujian bagi Allah, setelah saya pelajari dalam perenungan yang panjang, saya dapat menyimpulkan metode ini, yang terdiri dari pokok-pokok sebagai berikut:
a. Pada setiap bab yang dipaparkan disebutkan beberapa hadits yang berkaitan dengan pembahasan pada bab tersebut. Dengan menyebutkan haditsnya terlebih dahulu kemudian sebab keluarnya hadits dengan mengatakan: hadits. Kemudian membahasnya. Setelah selesai kemudian mengatakan: sebab, kemudian memaparkannya.
b. Menyebutkan hadits beserta sebab-sebabnya kemudian memberi komentar atau catatan, atau menghapus semua sanadnya dan membatasi para shahabat saja. Hal tersebut apabila hadits berasal dari kitab-kitab yang terkenal. Sementara apabila hadits tidak berasal dari kitab-kitab yang tidak terkenal, seperti al-Musyayakhat dan al-Amali, [32] maka dia menyebutkan sanad hadits agar pembaca mengetahui sanad tersebut.
c. Terkadang disebutkan satu hadits dengan sebab yang lebih dari satu. Dan ketika menyebutkan sebab, dia menuliskan (sebab) dengan bentuk nakirah. Karena perkara ini tidak terbatas pada sebab ini saja, akan tetapi bisa jadi merembet pada sesuatu yang lainnya. Dan inilah yang memotivasi saya untuk menyebutkan sebagian dari hadits-hadits ini sebab-sebabnya yang lain selain dari yang telah Imam sebutkan. Sebagaimana dalam hadits no. 86, dan saya meletakkannya pada cacatan kaki.
d. Imam as-Suyuthi dalam menyebutkan hadits dan sebabnya berpatokan pada kitab-kitab sunnah yang dapat dipercaya dari al-jawami', al-masanid, al-ma'ajim, al-ajza', al-masyikhat, dan lain sebagainya, juga sebagian kitab-kitab sejarah.
e. Dalam penyebutan hadits yang dijadikan judul pembahasan untuk menerangkan sebab-sebab keluarnya, kebanyakan Imam as-Suyuthi cukup dengan menyebutkan satu hadits saja. Akan tetapi terkadang menyebutkan beberapa hadits apabila hadits berasal dari jalan-jalan dan sumber yang berbeda. Sebagaimana yang dilakukan pada hadits no. 30: "Telah berbuka orang yang membekam dan dibekam." Dimana satu kali disebutkan dari Anas dan dikeluarkan dari Ahmad dan an-Nasa'i. Kedua dari jalan Tsauban, dan dikeluarkan dari Sunan Abu Dawud.
Terkadang menyebutkan hadits dari dua kitab yang berbeda apabila matannya berubah. Sebagaimana dalam hadits no. 32: "Janganlah mendahului Ramadhan dengan puasa satu atau dua hari."
Sumber Pustaka dan Urgensinya:
Mengenai daftar pustaka, setelah membaca dan menelaah yaitu ada tiga puluh lima sumber pustaka, yaitu:
1. Al-Bukhari: [33]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 36 tempat. Lihat hadits nomor:
1,6 dan sebabnya, 8,9,10,11,13, dan sebabnya, 15,16 dan sebabnya, 17 dan sebabnya, 18, 28, 29 dan sebabnya, 32, 35, 39, dan sebabnya, 40, 41,43,44, 45, 47, dan sebabnya, 48,49, 50, 51, dan sebabnya, 52, 53,54, 54, 59, 61, 62, 66, 68, 70, 71, 72, 74, dan sebabnya, 79, 80, 81, 83, dan sebabnya, 85, 95, 97.
Kemudian lihat sebab-sebab keluarnya hadits, 31, 36, 36, 44, 84, 88.
2. Muslim: [34]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 83 tempat. Lihat hadits nomor:
1, 6, dan sebabnya, 8, 9, 11, 13, dan sebabnya, 15, dan sebabnya, 16, dan sebabnya, 17, dan sebabnya, 18, 26, 29, 29, dan sebabnya, 32, 32, 34, 35, 39, 39, 40, 41, 43, 44, 44, dan sebabnya, 45 dan sebabnya, 47 dan sebabnya, 48, 49, 50, 51, dan sebabnya, 53, 54, 54, 55, 55, 59 dan sebabnya, 61 dan sebabnya, 63, 64, 68, 70, 72, 74, dan sebabnya, 75, 75, 77, 79, 80, 81, dan sebabnya, 81, 85, 89, 92, 95, 97, dan sebab-sebab keluarnya hadits 23, 31, 36, 38, 52, 60, 78, 83, 83, 83, 88.
3. Abu Dawud: [35]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 30 tempat. Yaitu hadits nomor:
1, 8, dan sebabnya, 12, 13, 19, 22, 24, 30, 32, 33, dan sebabnya, 41, dan sebabnya, 43 dan sebabnya, 48, 56, 58, 65, 79, 80, 80, 97.
Lihat sebab-sebab keluarnya hadits nomor 3, 7,44, 49, 64.
4. At-Tirmidzi: [36]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 26 tempat. Yaitu hadits-hadits nomor:
1,5,6,8,13,14,23,24,32,43,51, 77, 79,80, 80,82,85, 87,88,90,91, 95, 97.
Lihat pula hadits-hadits 3, 9, 31.
5. An-Nasa'i: [37]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 14 tempat. Yaitu hadits-hadits nomor:
1, 8, dan sebabnya, 13, 24, 30, 34, 51, 80, 95. lihat pula sebab-sebab keluarnya hadits nomor 3, 9,44, 49.
6. Ibnu Majah: [38]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 14 tempat. Yaitu hadits-hadits nomor:
1, 8,13,19, 23, 24,34,38,46, 60,80, 80,85. Lihat sebab-sebab keluarnya hadits ke 12.
7. Malik: [39]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 3 tempat. Yaitu hadits 2, 8, dan 15.
8. Musnad asy-Syafi'i: [40]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 3 tempat. Yaitu hadits nomor: 2, 43, dan sebab hadits 40.
9. Ahmad dalam al-Musnad: [41]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 125 tempat. Yaitu hadits nomor:
2, sebabnya, 3, sebabnya, 10, sebabnya, 25, sebabnya, 27, sebabnya, 29, sebabnya, 29, sebabnya, 30, sebabnya, 31, sebabnya, 31, sebabnya, 32, 33, sebabnya, 37, 37, 42, sebabnya, 42, 43, 44, dan ia mempunyai tiga sebab, 45, sebabnya, 47, 50, 54, dan ia mempunyai dua sebab, 54, 55, 58, 58, dan sebabnya, 61, dan ia mempunyai dua sebab, 63, dan sebabnya, 66, sebabnya, 68, dan sebabnya, 69 dan sebabnya, 70 dan sebabnya, 71, 71, 71, dan sebabnya, 73, dan sebabnya dan sebabnya, 80, 81, dan ia mempunyai tiga sebab, 84, 84, dan sebabnya, 86, dan sebabnya, 89 dan sebabnya, 97, 98, 98.
Kemudian sebab-sebab keluarnya hadits: 4, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 15, 15,15,16,16,17,18,23,24,26,35,36,36,38,39,51,52,53,53,59,60, 60,60, 62, 65, 65, 67, 67, 72, 78, 83.
10. Ibnu Khuzaimah: [42]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya 1 hadits saja yaitu hadits ke-3.
11. Ibnu Hibban: [43]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 4 tempat. Yaitu hadits nomor: 3, 43, sebab 8, sebab 34.
12. AI-Hakim an-Nisaburi: [44]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 13 tempat. Yaitu hadits nomor: 4, 19, 21, sebabnya, 33, dan sebabnya, 88, 96, kemudian sebab-sebab keluarnya hadits 2, 8, 9, 27, 27.
13. Al-Baihaqi: [45]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 14 tempat. Yaitu hadits nomor: 4, 32, 7, 80, dan sebabnya, 98, 98.
Beserta latar belakang keluarnya hadits, 2, 21, 28, 28, 28, 30, 75.
14. Ath-Thabrani: [46]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 15 tempat. Yaitu hadits nomor: 20, dan sebabnya, 31,67,25,98. dan sebab-sebab keluarnya hadits, 5,14,55, 72, 85, 87, 93, 94, 95.
15. Mushannaf 'Abdu ar-Razaq: [47]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 7 tempat. Yaitu hadits nomor: 48, dan sebabnya, kemudian sebab-sebab keluarnya hadits-hadits 10, 35, 37, 50, 58.
16. Mushannaf Ibnu Abu Syaibah: [48]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 5 tempat. Yaitu hadits nomor: 2, 36, kemudian sebab-sebab keluarnya hadits-hadits 19, 88, 97.
17. Abu Nu'aim dalam Kitab Dala'il an-Nubuwwah:' [49]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 2 tempat. Yaitu sebab keluarnya hadits 5 dan sebab dari hadits 38.
18. Al-Khuraithi dalam Kitabnya Masawi' al-Akhlaq: [50]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 2 tempat. Yaitu hadits 98, sebabnya 27.
19. Al-Khuraithi dalam I'tilal al-Qulub:
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu sebab 46.
20. Ibnu Jarir dalam Kitab Tahdzib al-Atsar: [51]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 4 tempat, yaitu hadits 98, dan sebabnya, dan dua sebab 97.
21. Daruquthni dalam Kitab al-Afrad: [52]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 2 tempat, yaitu hadits 76, dan sebab 91.
22. Ibnu 'Adiy dalam al-Kamil: [53]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 3 tempat, yaitu hadits 57, dan dua sebabnya.
23. Ad-Dailami: [54]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu hadits 21.
24. Al-Mahamali: [55]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu hadits 21.
25. 'Abdullah bin Ahmad Dalam Kitab Zawa'id az-Zuhdi: [56]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu sebab 86. dan saya tidak mendapatinya.
26. Abu 'Ali al-Hasan bin Ahmad bin Syadzan dalam Masyikhah-nya: [57]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu sebab 46.
27. Ibnu Mani': [58]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu sebab 22.
28. Abu Muthi' dalam Amalnya: [59]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu sebab 12.
29. Az-Zubair bin Bakar dalam Akhbar al-Madinah: [60]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu sebab 1.
30. Abu al-'Abbas az-Zauzani dalam kitab Syajarah al-'Aql [61]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu sebab 82.
31. Abu al-Qasim dalam Amalinya: [62]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu sebab 79.
32. al-Khathib: [63]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di satu tempat, yaitu sebab 79.
33. Ibnu Sa'ad dalam ath-Thabaqat: [64]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 4 tempat, yaitu sebab-sebab keluarnya hadits 27, 27,28, 77.
34. Ibnu an-Najar dalam Tarikh Baghdad: [65]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 5 tempat, yaitu sebab-sebab keluarnya hadits 32, 38, 46, 77, 79.
35. Ibnu 'Asakir dalam Tarikh Dimisyqa: [66]
Imam as-Suyuthi telah menukil darinya di 10 tempat, yaitu sebab-sebab hadits 27, 75, 76, 89, 89, 89, 90, 91 dan 96.
Keistimewaan Kitab Ini:
Mengenai keistimewaan kitab ini adalah sebagai berikut:
1. Merupakan kitab pertama yang menyampaikan tentang pembahasan ini kepada kita. Meskipun sebelumnya ada buku-buku yang lain hanya saja kita tidak mengetahui apapun selain nama-namanya saja -sudah dijelaskan sebelumnya-.
2. Buku ini menarik perhatian para peneliti akan pentingnya memperhatikan buku-buku sejarah, dimana terkadang buku-buku tersebut juga mencakup sebab-sebab keluarnya hadits yang mungkin tidak ada pada sumber lain.
3. Sebagian besar sebab-sebab keluarnya hadits dalam buku ini, terpisah dengan haditsnya. Hal ini tentu saja memerlukan usaha yang sangat besar yang tidak mungkin dilakukan kecuali orang-orang seperti al-Hafizh as-Suyuthi.
4. Susunannya yang mudah dan kalimatnya yang bermutu, serta tidak ada pembahasan yang kosong atau bertele-tele.
_______________
32. Al-masyikhat: jamak dari masyikhah, yaitu kumpulan hadits-hadits dari setiap syaikh secara pribadi yang dikumpulkan oleh beberapa penulis atau satu orang penulis.
Al-amali: bentuk jamak dari al-imla', yaitu ada seorang alim yang duduk kemudian di sekitarnya terdapat murid-muridnya dengan tinta dan kertas. Lalu si alim berbicara tentang pengetahuan yang telah dianugerahkan kepadanya dan ditulis oleh para murid-murid sehingga menjadi sebuah buku yang kemudian disebut dengan al-imla' dan al-amali. Demikian pula yang dilakukan oleh para pendahulu dari ahli fikih, hadits dan ahli Bahasa Arab serta ilmu-ilmu yang lain. Untuk mencegah lenyapnya ilmu dan para ulama.
Lihat Tadrib ar-Rawi li as-Suyuthi (2/132), cet. Dar al-Kutub al-Hadttsah, dan al I'lam bi at-taubikh Liman Dzamma at-Tarikh (hal, 605) as-Sakhawi, yang dicetak termasuk dalam 'Ilmu at-Tarikh 'Inda al-Muslimin karya Zunzantsal, diterbitkan oleh al-Matsani di Baghdad, dan Kasyf adh-Dhunun (1/162).
33. Abu 'Abdullah Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Ju'fi Maulahum. Al-Hafizh al-'Ilmu, pemilik kitab ash-Shahih, serta menjadi imam dalam bidang ini. Serta Shahlh-nya dijadikan sandaran di berbagai penjuru negeri. Dilahirkan pada hari Jum'at setelah Shalat Jum'at 13 Syawal tahun 194 H. meninggal pada malam hari Raya Idul Fitri tahun 256 H. Thabaqat al-Hufadh (248).
34. Muslim bin al-Hajaj bin Muslim al-Qusyairi Abu al-Hasan an-Nisaburi Imam al-Hafizh, penulis ash-Shahih. Meninggal pada bulan Rajab tahun 261 H. Thabaqat al-Hufazh (260).
35. Abu Dawud al-Sajastani Sulaiman bin al-Asy'at bin Syadad bin 'Amru al-Azadi, Imam Ilmu, pemilik kitab as-Sunan, an-Nasikh wa al-Mansukh. Dilahirkan tahun 202 H. dan meninggal pada bulan Syawal tahun 275 H. Thabaqat al-Hufazh (261).
36. At-Tirmidzi Muhammad bin 'Isa bin Surah bin adh-Dhahak as-Silmt. Pemilik al-Jami'. Meninggal di daerah Tirmidz pada bulan Rajab tahun 279 H. Thabaqat al-Hufazh (278).
37. An-Nasa’i Abu 'Abdurrahman Ahmad bin Syu'aib bin 'Ali bin Sinan bin Bahr bin Dinar al-Khurasani, an-Nasa'i, pemilik as-Sunan al-Kubra wa ash-Shugra. Dilahirkan pada tahun 215 H. dan meninggal pada tahun 303 H. Thabaqat al-Hufazh (303).
38. Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al-Ruba'i pelayan al-Qazuwaini, Hafizh, dan pemilik as-Sunan dan at-Tafsir. Meninggal pada tahun 283 H. Thabaqat al-Hufazh (278).
39. Malik bin Anas bin Malik bin Abu 'Amir bin 'Amru bin al-Harits al-Ashbahi, al-Humairi, Abu 'Abdullah al-Madini. Syaikh al-Aimah dan Imam Dar al-Hijrah. Meninggal dunia di Madinah tahun 179 H. dalam usianya yang ke-90 tahun. Thabaqat al-Hufazh (90).
40. Abu 'Abdullah Muhammad bin Idris bin al-'Abbas bin 'Utsman bin Syafi' bin as-Sa'ib bin 'Ubaid bin 'Abdu Yazid bin Hisyam bin al-Muthallib bin 'Abdu al-Manaf, al-Qurasyi, al-Muthalibi, al-Makki. Imam para imam serta teladan umat. Dilahirkan di Gaza tahun 150 H. dan meninggal pada bulan Rajab tahun 204 H. Thabaqat al-Hufazh (153).
41. Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad asy-Syaibani, Abu 'Abdullah al-Marwazi, kemudian al-Baghdadi al-Imam. Terkenal dengan pemilik al-Musnad. Dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabi'u al-Awal tahun 164 H. dan meninggal di sana pada hari Jum'at tanggal 12 Rabi'u al-Awal tahun 241 H. Thabaqat al-Hufazh (186).
42. Al-Hafizh al-Kabir, Imam para imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah bin al-Mughirah bin Shalih bin Bakar as-Silmi, an-Nisaburi. Dilahirkan pada tahun 213 H. dan meninggal pada bulan Dzu al-Qa'dah tahun 311 H. dengan usia sekitar 90 tahun. Thabaqat al-Hufazh (310).
43. Abu Hatim Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban bin Mu'adz bin Ma'bad bin Sahid bin Hudbah bin Murrah bin Sa'ad at-Tamimi, al-Busta. Pemilik ash-Shahih. Meninggal pada bulan Syawal tahun 354 H. Thabaqat al-Hufazh (375).
44. Al-Hakim al-Hafizh, Imam para ahli hadits, Abu 'Abdullah Muhammad bin Abdullah, Muhammad bin Hamdawiyah an-Nisaburi, penulis al-Mustadrak. Dilahirkan pada tahun 321 H. dan meninggal pada bulan Shafar tahun 405 H. Thabaqat al-Hufazh (411).
45. Al-Imam al-Hafizh Syaikh Khurasan Abu Bakar Ahmad bin al-Husain bin 'Ali bin Musa al-Khasrujardi penulis kitab as-Sunan al-Kubra, dimana al-Hakim dengan teliti melakukan takhrij dengannya. Meninggal pada tahun 458 H. di Nisabur. Thabaqat al-Hufazh (433).
46. Al-Imam al-Hujjah Abu al-Qasim Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin Muthayar al-Lukhami, asy-Syami. Dilahirkan di Aka tahun 260 H. dan meninggal tahun 360 H. Thabaqat al-Hufazh (373).
47. Abdu ar-Razaq bin Humam bin Nafi' al-Muhbari pelayan Abu Bakar ash-Shan'ani salah seorang guru besar. Meninggal pada tahun 211 H. Thabaqat al-Hufazh (154).
48. Syaiban bin Furukh Abu Syaibah al-Hibthi, pelayan Abu Muhammad al-Ubal. Meninggal pada tahun 235 H. Thabaqat al-Hufazh (194).
49. Al-Hafizh al-Kabir seorang ahli hadits pada masanya. Ahmad bin 'Abdullah bin Ishaq bin Musa bin Mahran al-Mahrant al-Ashabaham, dilahirkan pada tahun 336 H. dan meninggal pada tahun 430 H. Thabaqat al-Hufazh (423).
50. Muhammad bin Ja'far bin Muhammad bin Sahal bin Syakir Abu Bakar al-Khara'ithi dari ahli Surraman Ra'a. Dia mahir dalam bidang al-akhbar dan banyak menulis buku. Meninggal pada tahun 327 H. dalam usianya yang mendekati 90 tahun. An-Nujum az-Zahirah (3/265). Daral-Kutub. Syadzarat adz-Dzahab (2/309). Cet. Al-Qudsi.
51 Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir, al-Imam al-'Ilmu, al-Hafizh al-Fardu, Abu Ja'far ath-Thabari, salah seorang guru besar dan memiliki banyak buku karangan. Abu Hamdi al-Asfarini mengatakan mengenai buku ini, "Aku belum pernah melihat dalam segi maknanya yang seperti itu." Dilahirkan tahun 223 H. dan meninggal pada 28 Syawal tahun 310 H. Thabaqat al-Hufazh (307).
52. Imam Syaikh Islam, Abu al-Hasan 'Ali bin 'Umar bin Ahmad bin Mahdl al-Baghdadi. Pengarang as-Sunan, al-'Alal, dan al-Afrad. Dilahirkan pada tahun 277 H. Al-Hakim meriwayatkan hadits darinya. Meninggal pada tanggal 8 Dzul Qa'dah tahun 385 H. Thabaqat al-Hufazh (393-394).
53. Imam al-Hafizh al-Kabir, Abu Ahmad bin 'Adiy bin 'Abdullah bin Muhammad bin Mubarak al-Jarjani, salah seorang guru besar. Dilahirkan pada tahun 277 H. dan meninggal pada Jumada al-Akhir tahun 365 H. Thabaqat al-Hufazh (380).
54. Syairuwaih bin Syahradar bin Syairuwaih bin Qina Khasri ad-Dailami, al-Hamdzani, Abu Syuja'. Seorang ahli hadits, hafal al-Qur’an dan seorang sejarawan. Meninggal pada tanggal 19 Rajab 509 H. mempunyai karya Tarikh Hamdzan, Fardus al-Akhyar al-Mu'arikh 'Ala Kitab asy-Syihab Fi al-Hadits. Mu'jam al-Mu'alifin karya Umar Kahalah (4/313).
55. Al-Qadhi al-Imam al-'Allamah al-Hafizh, Syaikh Baghdad dan ahli haditsnya, Abu 'Abdullah al-Husain bin Isma'il bin Muhammad adh-Dhabbt, al-Baghdadi. Dilahirkan pada tahun 235 H. mendengar dari al-FuIas dan az-Zubair bin Bakar. Ad-Daruquthni meriwayatkan darinya. Dia adalah seorang yang mulia, berpegang teguh pada agama dan seorang yang jujur, selain itu juga menjabat sebagai hakim di Kufah selama 60 tahun. Orang-orang yang hadir di majlisnya mencapai 1.000 orang. Meninggal pada bulan Rabi' al-Awal tahun 330 H. Thabaqat al-Hufazh (343).
56 'Abdullah bin Ahmad bin Hanbal Abu 'Abdurrahman al-Baghdadi. Al-Hafizh bin al-Hafizh, dilahirkan pada tahun 213 H. dan meninggal pada tahun 290 H. Thabaqat al-Hufazh (288-289).
57. Dilahirkan pada tahun 339 H. dikenal sebagai ahli hadits pada masanya dan dia juga pandai dalam pelajaran syair-syair. Meninggal di Baghdad pada tahun 426 H. lihat Tarikh Baghdad (7/279), dan al-Muntadham karya Ibnu al-Jauzi (8/86).
58. Muhammad bin Sa'ad bin Mani' al-Bahsn, al-Hafizh, juru tulis al-Waqidi, mendatangi Baghdad dan meriwayatkan dari Abu Dawud ath-Thayalisi serta al-Waqidi. Meninggal pada tahun 230 H. Thabaqat al-Hufazh (183).
59. Abu Muthi' Makhul bin Fadhullah an-Nasafi, seorang ahli fikih madzhab Hanafiyah. Meninggal tahun 318 H. lihat Hidayah al-'Arifin (2/370). Tarikh al-Adab al-'Arabi (3/261).
60. Az-Zubair bin Bakar bin 'Abdullah bin Mush'ab bin Tsabit bin 'Abdullah bin az-Zubair bin al-'Awam, al-Qurasyi al-Asadi, az-Zubairi, Abu 'Abdullah Abu Bakar al-Madini, hakim di Makkah. Meninggal di Makkah pada malam Ahad hari kesembilan dari akhir Dzul al-Qa'dah tahun 256 H. pada usia 84 tahun. Adz-Dzahabi mengatakan bahwa dia adalah seorang yang kuat dan dapat dipercaya, lihat Mizan al-I'tidal (2/66). Thabaqat al-Hufazh (231).
61. Muhammad bin al-Hasan bin Sulaiman az-Zauzani, Abu Ja'far, seorang ahli fikih, tafsir, hadits sastrawan, dan memegang jabatan sebagai hakim di daerah Khurasan dan daerah-daerah di hulu sungai. Meninggal di al-Bukhara. Dia mempunyai karangan yang banyak dalam tafsir, hadits, fikih, dan sastra. Meninggal pada tahun 370 H. lihat Mu'jam al-Mu'alifin, al-Kahalah (9/193). Cet. Al-Barqi-Damaskus.
62. Abdu al-Malik bin Muhammad bin 'Abdullah bin Bisyran bin Muhammad, al-Umawi, al-Baghdadi, Abu al-Qasim. Seorang ahli hadits yang cemerlang. Dilahirkan pada tahun 341 H. dan meninggal pada bulan Rabi' al-Akhir tahun 432 H. lihat Mu'jam al-Mu'alifin (6/190).
63. Al-Hafizh al-Kabir serta ahli hadits di Syam dan 'Irak, Abu Bakar Ahmad bin 'Ali bin Tsabit bin Ahmad bin Mahdi al-Baghdadi. Memiliki beberapa karya. Dilahirkan pada tahun 392 H. dan meninggal pada tanggal 7 Dzu al-Hijjah tahun 463 H. Thabaqat al-Hufazh (435-436).
64. Muhammad bin Sa'ad bin Mani' al-Bashri al-Hafizh, juru tulis al-Waqidi. Tinggal di Baghdad. Al-Khathib berkata: "Dia adalah seorang ahli ilmu dan keutamaan." Meninggal tahun 230 H. Thabaqat al-Hufazh (183).
65. Al-Hafizh al-Imam al-Bari' Mufid al-'Iraq. Muhibbu ad-Din Abu 'Abdullah Muhammad bin Mahmud bin al-Hasan bin Hibatullah bin Mahasin, al-Baghdadi. Dilahirkan pada tahun 578 H. dia mempunyai Tarikh Baghdad.... Meninggal pada tahun 643 H. Lihat Thabaqat al-Hufazh (499).
66. Al-Imam Hafizh asy-Syam -bahkan dunia- yang kuat dan dapat dipercaya. Ats-Tsabat, al-Hujjah, Tsiqah ad-Din, Abu al-Qasim, 'Ali bin al-Hasan bin Hibbatullah bin al-Hasan ad-Dimisyaqi asy-Syafi'i. Dilahirkan pada tahun 499 H. dan meninggal tanggal 11 Rajab tahun 571 H. Thabaqat al-Hufazh (474).
19/11/17
Tentang
0 Response to "Tentang Kitab Rujukan, Pembahasan tentang Tahqiq, dan Keterangan Metode yang Dipakai"
Posting Komentar