Asbabul Wurud Hadis atau Al-Luma' fi Asbab Al-Hadits


(Sebab-sebab Keluarnya Hadits)

Karya Jalal ad-Din as-Suyuthi, wafat th. 911 H.

Bismillahirrahmanirrahim wa bihi nasta'in. (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, dan dengannya kita meminta pertolongan).

Segala puji adalah milik Allah yang menjadi penyebab dari semua sebab dan yang menjalankan awan. Shalawat dan salam atas tuan kita Muhammad saw beserta keluarga dan para shahabatnya, selanjutnya...

Sesungguhnya merupakan satu macam dari berbagai macam ilmu hadits adalah (mengetahui) sebab-sebabnya. Sebagaimana sebab-sebab turunnya ayat al-Qur'an. Telah banyak imam-imam yang telah menulis sebuah buku dalam hal sebab-sebab turunnya al-Qur'an, dan yang terkenal di antaranya adalah kitab al-Wahidi, dan saya juga mempunyai karangan mengenai hal tersebut sebuah tulisan utuh yang diberi nama Lubab an-Nuqul fi Asbab an-Nuzul.

Baca artikel sebelumnya: Karakteristik Kitab, Metode Proses Tahqiq dan Takhrij

Sedangkan sebab-sebab keluarnya hadits, sebagian orang-orang terdahulu telah menyusunnya akan tetapi kita tidak mengetahuinya. Hanya saja mereka menyebutkannya dalam biografinya, disebutkan pula oleh al-Hafidh Abu al-Fadhal bin Hajar [5] dalam Syarh an-Nukhbah.

Saya senang mengumpulkan tentang itu dalam sebuah kitab, maka saya telusuri (jawami') hadits, dan saya menemukan cuilan-cuilan darinya. Kemudian saya mengumpulkannya dalam kitab ini dan Allah-lah sebagai penolong (dan Pemberi petunjuk) kepada kebenaran.

Pembahasan:
Syaikh Islam, Siraj ad-Din (al-Ballaqaini) [6] dalam kitabnya Mahasin al-Ishthilah [7] mengatakan: pada macam ke-69: Pengetahuan tentang sebab-sebab keluarnya hadits. Syaikh Abu al-Fatah al-Qusyairi yang terkenal dengan Ibnu Daqiq (al-'Id) [8] (semoga Allah merahmatinya), dalam Syarah al-'Umdah, [9] mengatakan mengenai pembahasan hadits: "Sesungguhnya amal perbuatan tergantung niatnya." (dalam pembahasan kesembilan): Sebagian orang-orang akhir dari kalangan ahli hadits merencanakan dan memulai untuk menyusun sebab-sebab keluarnya hadits. Sebagaimana telah disusun mengenai sebab-sebab turunnya ayat Kitabullah yang mulia. Dan saya (mengetahui) hanya sedikit (tentang itu).

Sementara hadits: "Sesungguhnya amal perbuatan tergantung niatnya " termasuk dalam hal ini, dan di sana terdapat banyak sudut pandang bagi siapa saja yang bermaksud menelusurinya.

Ini adalah perkataan syaikh. [10]

Al-Ballaqaini berkata: "Dan ketahuilah bahwa sebab terkadang termaktub dalam hadits, sebagaimana hadits tentang pertanyaan Jibril mengenai Islam, ihsan, dan lainnya. [11] Serta hadits dua qullah: Rasulullah saw ditanya mengenai air yang ada di padang pasir dan yang telah di minum oleh binatang buas dan binatang melata. [12] Juga hadits asy-syafa'ah. [13] Sebabnya:

perkataan Rasulullah saw "Aku adalah tuan anak Adam dan tidak bangga." [14] Kemudian hadits mengenai pertanyaan an-Najadi, [15] dan hadits, "Shalatlah sesungguhnya engkau belum shalat." [16] Serta hadits: "Ambillah (firshah) [17] dari kasturi", hadits mengenai pertanyaan tentang darah haid yang mengenai pakaian. [18] Hadits as-sa'il (orang bertanya): "Amalan apakah yang paling utama?" [19] dan hadits pertanyaan: "Dosa apakah yang paling besar?," [20] dan masih banyak lagi.

Terkadang sebab tidak tertera dalam hadits, atau disertakan pada sebagian jalannya, dan hal itulah yang perlu diperhatikan.

(Wa min -juga termasuk dari) itu, hadits: "Shalat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya kecuali shalat fardhu." [21] Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim juga yang lainnya dari hadits Zaid bin Tsabit. Telah disebutkan pula di sebagian hadits-hadits tentang pertanyaan orang yang bertanya, dan itulah yang diambil sanadnya oleh Ibnu Majah (dalam Sunan-nya), dan at-Tirmidzi dalam asy-Syama'il dari hadits 'Abdullah bin Sa'ad, dia berkata: aku bertanya (kepada Rasulullah) saw, "Amalan manakah yang lebih utama, shalat di rumahku ataukah shalat di masjid?" Beliau berkata, "Tidakkah engkau melihat ke rumahku? Betapa dekatnya ia dengan masjid! (fa lianna -akan tetapi-) shalat di rumahku adalah lebih aku sukai daripada aku shalat di masjid, kecuali shalat fardhu." [22]

Kemudian al-Ballaqaini menyebutkan beberapa contoh, dan berkata: "Apa yang disebutkan sebab-sebab dari macam ini, terkadang sesuatu yang disebutkan setelah sebab itu adalah lafazh dari Nabi saw yang pertama diucapkan oleh Nabi saw pada waktu itu. Bisa juga diucapkan sebelum itu, karena kemiripan sebab itu atau (bukan untuk sebab), terkadang dapat ditandai apa-apa yang pertama diucapkan oleh beliau pada waktu itu tentang perkara-perkara, (dan terlihatlah) bagi orang yang mengetahui perkara ini."

Sementara dalam bab-bab syariah, qishash, (dan lainnya) hadits-hadits mempunyai sebab yang penjelasannya panjang. Dan apa yang telah kami sebutkan sebagai misal bagi siapa yang ingin (mengetahui) itu dan merupakan pengantar bagi siapa yang ingin menambah pengetahuan tentang itu.

Dengan berharap pertolongan dari Allah yang (melimpah) untuk itu dengan keutamaan-Nya dan kemurahan-Nya. [23]

Ibnu al-Mulaqqan [24] berkata dalam Syarh al-'Umdah (dan ketahuilah bahwa sebagian ahli hadits berikutnya berniat menyusun sebab-sebab keluarnya hadits. Demikianlah yang disandarkan oleh Syaikh 'Izzud Din kepada sebagian orang-orang zaman sekarang), [25] demikianlah yang disandarkan Ibnu 'Athar [26] dalam Syarh kepada Ibnu al-Jauzi. [27]

Saya dengar dari seseorang yang berkata bahwa 'Abdu al-Ghani [28] bin Sa'id al-Hafizh telah mengarang buku sebesar 'Umdah.

Serta seseorang yang menekuni hadits-hadits mampu untuk mentakhrij beberapa hadits darinya. Dan saya berharap bisa menemukannya dengan izin Allah. Selesai.

____________________

5. Syaikh Islam, Syihab ad-Din, Abu al-Fadhal Ahmad bin Ali Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad al-'Asqalani. Dilahirkan pada tahun 773 H. dan meninggal dunia pada Dzu al-Hijjah tahun 852 H.

6. Dialah al-Imam al-Alamah, Syaikh Islam, Abu al-Fadhal, al-Hafizh, al-Faqih, al-Bari', Dzu al-Funun, al-Mujtahid, Siraj ad-Din Abu Hafshin 'Umar bin Ruslan bin Nashir bin Shalih bin Syihab bin Abdu al-Khaliq bin Muhammad bin Musafir al-Kinani, asy-Syafi'i. Dilahirkan pada tanggal 2 Sya'ban 724 H. dan meninggal pada tanggal 10 Dzu al-Qa'dah tahun 805 H. Tahabaqat al-Hufazh (538), as-Suyuthi.

7. Akan ada keterangannya.

8. Imam, faqih, al-Hafizh, ahli hadits, guru besar, mujtahid, syaikh Islam, Taqiyu ad-Din Muhammad bin 'Ali bin Wahab bin Muthi' al-Qusyairi, al-Manfaluthi. Dilahirkan pada bulan Sya'ban pada tahun 625 H. dan meninggal pada bulan Shafar tahun 702 H. Thabaqat al-Hufazh (513).

9. Lihat kitab Ahkam al-Ahkam Syarh 'Umdah al-Ahkam. 'Alam al-Fikr.

10. Lihat Ahkam al-Ahkam (1/10). Dan telah dinukil dari sana dengan sedikit meringkas.

11. Hadits ini merupakan bagian dari hadits Muslim dari hadits 'Umar bin al-Khaththab. Dia mengatakan: "Ketika kami di tempat Rasulullah saw pada suatu hari, saat itu muncullah seorang laki-laki dengan pakaian yang sangat putih dengan rambut yang sangat hitam... hadits, Dan sebab yang ada padanya -dan Allah-lah yang lebih mengetahui- adalah perkataan Rasulullah Saw: "Sesungguhnya dia adalah Jibrii, datang kepada kalian untuk mengajarkan kalian akan agama kalian." Dalam akhir hadits. Lihat Shahlh Muslim, kitab: al-Iman, bab: Awwalu man Qala bi al-Qadar {Orang pertama yang Berbicara Mengenai Qadar, (1/129)). Cet. Dar asy-Sya'bi.

12. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, kitab: ath-Thaharah, bab: Anna al-Ma'a la Yunajjisuhu Syai'un (Bahwa Air Tidak Ternajisi oleh Sesuatu, dari Ibnu 'Umar, (1/215)), dan diriwayatkan pula oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan ad-Darami.

13. Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (1/281), dan at-Tirmidzi dalam Abwab at-Tafsir, tafsir surat al-Isra' (4/370) -dengan lafazh miliknya-: dari Abu Sa'id al-Khudri, dia mengatakan bahwa Rasulullah saw berkata: "Aku adalah tuan anak Adam pada Hari Kiamat, dan aku tidak bangga. Di tanganku ada bendera al-hamdu (pujian) dan aku tidak bangga, dan tidak ada seorang nabi pun pada hari itu, Adam dan orang selain dia kecuali ada di bawah benderaku. Dan akulah orang yang pertama bumi terbelah untuknya, dan tidak bangga." Rasulullah saw, berkata: "Kemudian manusia dikejutkan dengan tiga kejutan. Maka orang-orang mendatangi Adam, mereka berkata: 'Engkau adalah ayah kami Adam. Maka mintakan kami syafa'at kepada Tuhanmu.' Lalu Adam berkata: 'Sesungguhnya aku telah melakukan suatu dosa, karenanya aku diturunkan ke bumi. Akan tetapi datanglah kalian kepada Nuh.' Maka mereka mendatangi Nuh, dan Nuh berkata: 'Sesungguhnya aku telah berdoa atas penduduk Bumi sebuah doa sehingga mereka binasa. Akan tetapi pergilah kalian kepada Ibrahim.' Maka mereka pun mendatangi Ibrahim.' Lalu Ibrahim berkata: 'Sesungguhnya aku telah melakukan tiga kali dusta.' Kemudian Rasulullah saw, bersabda: "Tidaklah ketiganya itu kecuali apa-apa yang dihalalkan oleh agama Allah." 'Akan tetapi datanglah kalian kepada Musa.' Maka dia Musa) berkata: 'Sesungguhnya aku telah membunuh satu jiwa. Akan tetapi datanglah kalian kepada 'Isa.' Maka mereka mendatangi 'Isa, dan 'Isa berkata: 'Sesungguhnya aku disembah selain Allah. Akan tetapi datanglah kalian kepada Muhammad saw.' Beliau berkata: "Maka mereka mendatangiku, dan aku pun segera berangkat bersama mereka." Dia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

14. Idem.

15. Tersebut di 'alif' at-Tajadi (dengan ta' dan Jim), sementara dalam 'kaf' at-Tahaddi (dengan ta' dan ha'). Dan hadits ini dikeluarkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Hail, bab: az-Zakah (229). Juga pada Kitab al-Iman, bab: az-Zakah min al-Islam (1/81); juga Muslim (8) Kitab al-Iman (1/141); Abu Dawud Kitab ash-Shalah, adalah satu dari pembahasan babnya (1/92) dari Thalhah bin 'Ubaidullah, dia mengatakan: "Seorang laki-laki dari Najed datang kepada Rasulullah saw dengan kepala beruban, terdengar suaranya yang bergema, dan kami tidak paham dengan apa yang dia katakan, hingga kami mendekat ternyata dia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah saw berkata: 'Lima shalat dalam sehari semalam.' Lalu dia berkata: 'Apakah ada kewajiban yang lain untukku?' Rasulullah saw berkata: Tidak. Kecuali jika engkau mau melakukan yang sunnah.' Rasulullah saw berkata: 'Dan puasa Ramadhan.' Lalu dia berkata: 'Apakah ada kewajiban yang lain untukku?' Beliau berkata: 'Tidak. Kecuali jika engkau mau melakukan yang sunnah.' Dia mengatakan: "Dan Rasulullah saw menyebut mengenai zakat kepadanya. Dia pun berkata: 'Apakah ada kewajiban yang lain untukku?' Beliau menjawab: 'Tidak. Kecuali jika engkau mau melakukan yang sunnah.' Dia mengatakan: "Maka laki-laki itu berbalik seraya berkata: 'Demi Allah! Aku tidak menambah atas ini dan tidak pula mengurangi.' Rasulullah saw, bersabda: 'Dia beruntung apabila dia sungguh-sungguh.'"

16. Hadits ini keluarkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Adzan, bab: Iltifat fi Shalat dari AM Hurairah (1/192).

27. Dalam dua naskah tertulis qirshah (dengan qaf). Hadits ini dikeluarkan oleh al-Bukhari, kitab al-Haidh, bab: Ghuslu al-Muhidh (Mandinya Wanita yang Haid, (1/86); Muslim (60) Haidh (1/628), dari 'Aisyah, bahwa seorang perempuan al-Anshar bertanya kepada Rasulullah Saw: "Bagaimanakah mandi dari haidh?" Rasulullah saw berkata: "Ambillah firshah yang telah diberi kasturi, kemudian berwudhulah tiga kali." Kemudian Nabi saw malu dan memberi isyarat dengan wajah beliau. Lalu aku pun menghampiri perempuan itu dan menariknya. Kemudian aku memberitahunya sesuai yang dikehendaki Rasulullah saw firshah: berarti sepotong wol atau kapas, yang baik dan kering. Sementara perkataan beliau 'dari kasturi' maksudnya adalah sepotong darinya. Demikianlah madzhab dan pendapat para ahli fikih. Abu Dawud menceritakan sebuah riwayat dari sebagian mereka: qirshah (dengan qaf), yang artinya sesuatu yang sedikit seperti cubitan di ujung kedua jari. An-Nhayah fi Gharib al-Hadits (3/193).

18. Al-Bukhari: Haidh, bab: Ghaslu dam al-Mahidh (1/84). Dari Asma’ binti Abu Bakar dia berkata: "Seorang perempuan bertanya kepada Rasulullah saw dia berkata: 'Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu apabila ada seorang dari kami yang pakaiannya terkena darah haid, lalu apa yang harus dia lakukan?' Rasulullah saw berkata: 'Apabila pakaian seseorang dari kalian terkena darah haid, maka keriklah ia, kemudian siramlah ia, lalu shalatlah dengannya.'"

19. Hadits dikeluarkan oleh Muslim, kitab: Iman, bab: ad-Du'a' ila asy-Syahadatain (1/168), dari Abu Hurairah, dia mengatakan: "Rasulullah saw, ditanya, 'Amalan apakah yang paling utama?' Beliau berkata, 'Iman kepada Allah.' Dia berkata, 'Lalu apa lagi?' Beliau berkata, 'Iman kepada Allah.' Dia berkata, 'Lalu apa lagi?' Beliau berkata, 'Berjuang di jalan Allah.' Dia berkata, 'Lalu apa lagi?' Beliau berkata, 'Haji mabrur.'"

20. Hadits dikeluarkan oleh Muslim kitab: Iman, bab: al-Kaba'ir wa Akbaruha. Dari 'Amru bin Syarhabil, dia mengatakan: "Seorang laki-Iaki berkata, 'Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?' Beliau berkata: 'Engkau mendakwa ada sekutu bagi Allah, padahal Dia telah menciptakanmu.' Dia berkata: 'Lalu apa lagi?' Beliau berkata: 'Engkau membunuh anakmu karena takut makan dari (rezeki)mu.' Dia berkata: 'Lalu apa lagi?' Beliau berkata: 'Engkau berzina dengan isteri tetanggamu.'"

21. Akan disebutkan takhrij-nya. Lihat hadits 17.

22. Mahasin al-Ishthilah (632-633), tahqiq DR. Bintu Syathi, cet. Al-Ha’iah al-Mashriyah al-'Amah li al-Kitab.

23. Lihat al-Mahasin al-Ishthilah (648). Telah disebutkan di dalamnya hadits-hadits berserta sebab-sebab keluarnya hadits, yang tidak ada pada tulisan as-Suyuthi, maka hendaknya merujuk ke sana.

24. 'Umar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad bin 'Abdullah as-Siraj, al-Anshari, al-Andalusi. at-Takruri al-Ashlu, al-Mashri, asy-Syafi'i yang dikenal dengan Ibnu al-Mulaqqan. Dilahirkan di bulan Rabi' al-Awal tahun 723 H. di Cairo. Ayahnya berasal dari Andalusia, kemudian pindah ke at-Takrur, kemudian datang ke Cairo dan meninggal setelah lahirnya penulis at-Tarjamah satu tahun. Dan dia mengajarkan talqin al-Qur'an, maka dia dinasabkan ke sana, dan dia marah karena itu. Dia tidak menulis dengan tulisan tangannya. Akan tetapi yang menulis adalah Ibnu an-Nahwi, yang dengan itu dia dikenal di beberapa negeri, seperti Yaman. Meninggal pada malam Jum'at 16 Rabi' al-Awal tahun 804. lihat al-Badru ath-Thali', karya asy-Syaukani (1/510).

25. 'Izzu ad-Din, dia adalah 'Abdu al-'Aziz bin Abdu as-Salam bin al-Qasim bin al-Hasan bin Muhammad al-Muhadzab. Syaikh 'Izzu ad-Din Ibnu Abdu as-Salam, Abu Muhammad as-Silmi, ad-Dimisyqi, asy-Syafi'i. Dilahirkan pada tahun 578 dan meninggal pada tanggal 10 Jumada al-Ula tahun 660 H. di Cairo dan dimakamkan di sana. Salah satu dari muridnya adalah Ibnu Daqiq al-'Ied. Al-Bidayah wa an-Nihayah karya Ibnu Katsir (13/235). Dar al-Fikr-Beirut. Thabaqat asy-Syafi'iyah al-Kubra, karya as-Subki (8/209), 'Isa al-Halabi.

26. 'Ali bin Ibrahim bin Dawud bin al-Athar ad-Dimisyqi 'Ala' ad-Din, Abu al-Hasan bin al-'Athar. Murid an-Nawawi. Dilahirkan tahun 654 H. Ibnu Hajar berkata: "Dia tidak semahir murid-murid an-Nawawi yang lain." Meninggal pada awal-awal Dzul Hijjah tahun 724 H. lihat ad-Darur al-Kaminah, karya Ibnu Hajar (3/74). Dar al-Kutub al-Haditsah, Thabaqat asy-Syafi'iyah (10/130), dan al-Bidayah wa an-Nihayah (14/711).

27. Abdurrahman bin 'Ali bin Muhammad bin Ali bin 'Abdullah bin Himadi bin Ahmad bin Muhammad bin Ja'far, al-Jauzi bin Abdullah bin al-Qasim bin an-Nadhar bin al-Qasim bin Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar ash-Shiddiq. Salah seorang ulama, menonjol dengan ilmunya yang banyak sehingga menjadikannya berbeda dengan yang lainnya. Dilahirkan 510 H, dan meninggal pada malam 12 Ramadhan tahun 597 H. dia adalah seorang bocah yang taat beragama yang sering menyendiri tidak bercampur dengan seseorang dan tidak makan yang terdapat syubhat. Lihat al-Bidayah wa an-Nihayah (13/28), at-Takmilah ti Wafiyat an-Naqlah, karya al-Mundziri (2/291), cet. Al-Adab fi an-Nagaf al-Asyraf, Baghdad.

28. Abdu al-Ghani bin Sa'id bin 'Ali bin Bisyar bin Marwan bin Abdu al-'Aziz, Abu Muhammad al-Azdi, al-Mashri al-Hafizh, dia adalah seorang alim dalam hadits dan seni-seni-nya, dia juga mempunyai karangan-karangan yang banyak. Ad-Daruquthni berkata: "Aku tidak pernah menjumpai di Mesir seperti seorang pemuda yang disebut-sebut 'Abdu al-Ghani. Dia mempunyai gejolak api, yang memberi bara pada keadaannya dan meninggikan namanya." Ibnu Katsir berkata, "Dia telah mengarang sebuah kitab yang diragukan oleh al-Hakim. Maka ketika al-Hakim telah mengetahuinya, dia pun membacakannya kepada orang-orang dan mengakui kelebihan 'Abdu al-Ghani, dan berterimakasih kepadanya, kemudian merujuk kembali apa yang telah dia katakan atasnya." Dilahirkan pada hari kedua terakhir dari Dzu al-Qa'dah pada tahun 332 H. dan meninggal pada bulan Shafar tahun 409 H. lihat ath-Thabaqatal-Hufazh (411). Al-Bidayah wa an-Nihayah (1/7-8), sementara Ibnu Katsir mengatakan bahwa kelahirannya adalah pada tahun 302 H. dan meninggal pada tahun 408 H. wallahu a'lam.


0 Response to "Asbabul Wurud Hadis atau Al-Luma' fi Asbab Al-Hadits"

Posting Komentar