Mengenal Imam As'Suyuthi - Nama dan nasabnya, kelahiran dan pertumbuhannya, perjalanan dalam menuntut ilmu, para guru, murid, dan sahabatnya, pengaruh keilmuannya, dan wafatnya.
Artikel ini adalah lanjutan dari sebelumnya: Kehidupan as-Suyuthi dan Kedudukan Ilmiahnya
Al-Hafizh Jalal ad-Din as-Suyuthi menempati kedudukan di antara deretan orang-orang besar dari para ahli tafsir, ahli hadits, ahli bahasa, fikih, dan ushul fikih.
Hal tersebut merupakan hasil dari apa yang telah dia tulis, yaitu karya-karya dalam disiplin ilmu tersebut yang sangat banyak, dalam usia belianya yang diberkahi. Dimana pengaruhnya masih terus bertambah seiring perjalanan hari-hari, semakin berkembang, bermanfaat dan berkah. Maka laki-laki ini pantas ditulis biografinya dalam ensiklopedi dengan pemaparan yang panjang lebar.
Akan tetapi dengan apa yang telah banyak ditulis dalam buku-buku mengenai dia, dan telah banyak pula diselenggarakan seminar tentang dia, maka penulis cukupkan untuk artikel ini dengan sesuatu yang objektif mengenai laki-laki ini tanpa perlu ditambah-tambah. Dan Allah-lah sebagai penolong.
Nama dan Nasabnya:
Dia adalah al-Hafizh 'Abdurrahman bin al-Kamal Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiq ad-Din bin al-Fakhri 'Utsman bin Nadhir ad-Din al-Humam al-Khudhairi al-Asyuthi. [14]
Penulis Mu'jam al-Mu'alifin menambahkan: ath-Thuluni al-Mashri asy-Syafi'i, diberi gelar Jalal ad-Din dan julukannya adalah Abu al-fadhal. [15]
Dia mengatakan dengan nasabnya ini, bahwa nasab asalnya adalah dari bangsa asing. Dia telah berkata mengenai dirinya: "Seseorang yang aku percaya mengatakan kepadaku bahwa dia mendengar ayahku mengatakan bahwa kakek yang paling tinggi adalah seorang asing (non-Arab) dari Timur." [16]
Dia juga menyebutkan nasabnya, seraya berkata:
"Kakekku tertinggi adalah Humam ad-Din, dia merupakan ahli hakikat dan termasuk syaikh thariqat. Sementara orang-orang sesudahnya adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh dan para pemimpin, di antara mereka ada yang menjadi kepala pemerintah di negerinya, ada yang memimpin Habasyah, ada pula yang menjadi pedagang, dan aku tidak mengetahui seseorang dari mereka yang berkhidmah (mengabdi) dalam bidang keilmuan selain ayahku." [17]
Kelahiran dan Pertumbuhannya:
Kelahirannya di daerah Suyuth setelah Maghrib malam Ahad pada hilal bulan Rajab tahun 849 H.
Demikianlah dia menceritakan mengenai dirinya, dan para ahli sejarah telah sepakat kecuali Ibnu Iyas dan Isma'il Basya al-Baghdadi, dimana keduanya berpendapat bahwa kelahirannya adalah pada bulan Jumadi al-Akhirah.
As-suyuthi tumbuh dalam keadaan yatim, karena ayahnya telah meninggal pada malam Senin, 5 Shafar tahun 855 H. yaitu ketika dia berusia enam tahun. [18]
Dia telah hafal al-Qur'an dalam usianya yang belum genap delapan tahun. Dia juga telah hafal Minhaj al-Fiqh wa al-Ushul serta Alfiyyah karya Ibnu Malik.
Perjalanannya dalam Rangka Menuntut Ilmu:
As-Suyuthi telah hafal al-Qur'an dalam usia belia, dia telah menyempurnakan hafalannya sebelum usianya genap delapan tahun. Kemudian dia menghafal ilmu yang mudah baginya. Dia menghafal al-'Umdah, Minhaj al-Fiqh, Ushul, dan Alfiyyah Ibnu Malik, sebagaimana yang telah disebutkan.
Kemudian dia memulai kesibukannya dalam ilmu pada usia enam belas tahun -yaitu bertepatan pada tahun 864 H.- maka dia mengambil ilmu fikih dan nahwu dari sekelompok syaikh. Juga ilmu fara'idh dari seorang guru besar dalam ilmu fara'idh yaitu Syaikh Syihab ad-Din asy-Syarmusahi. [19] Dia juga belajar secara rutin kepada Syaikh Islam al-Ballaqaini mengenai ilmu fikih hingga beliau meninggal, setelah itu belajar kepada puteranya 'Alam ad-Din al-Ballaqaini. [20] Kemudian belajar kepada al-'Allamah Ustadz al-Wujud Muhyi ad-Din al-Kafiyaji selama empat belas tahun, dia pun belajar ilmu-ilmu dalam bidang tafsir, ushul, arabiyah dan al-ma'ani, dan dari itu dituliskan sebuah ijazah untuknya. [21]
Imam as-Suyuthi telah banyak melakukan perjalanan dalam rangka mencari ilmu. Dia telah melakukan perjalanan ke Fayyum, al-Mahallah, Dimyath, dan telah melakukan perjalanan ke negeri-negeri Syam, Hijaz, Yaman, India juga Maroko.
Pancaran dan Keluasan Ilmunya:
Imam as-Suyuthi telah diberi anugerah keluasan ilmu dalam tujuh bidang ilmu, yaitu tafsir, hadits, fikih, nahwu, ma'ani, bayan, dan badi' dengan metode Arab dan para ahli balaghah.
Dia percaya diri dan kuat dalam bidang ilmu-ilmu tersebut sampai dia siap untuk bersaing dengan para syaikh, dimana dia berkata, "Sesungguhnya apa yang telah aku capai dari ketujuh ilmu -selain fikih dan nuqul- tidak ada seorang pun dari para syaikhku yang mencapainya."
Tempat Dia Mendengarkan Ilmu:
Imam as-Suyuthi hadir untuk belajar kepada Syaikh Saif ad-Din al-Hanafi berbagai ilmu dalam al-Kasyaf dan at-Taudhih. Ayahnya juga mengantarkannya untuk menghadiri majlis al-Hafizh Ibnu Hajar. Kemudian kepada Syaikh ash-Shairafi dia membaca Shahih Muslim kecuali sedikit darinya, juga asy-Syifa', Alfiyyah Ibnu Malik, Syarh asy-Syadzur, al-Mughni Fi Ushul Fiqh al-Hanafiyah, Syarh al-Aqa’id karya at-Taftazani. Juga membaca kepada asy-Syams al-Marzabani al-Hanafi kitab al-Kafiyah dan syarah (penjelasan)nya. Dia juga mengaji al-Mutawasith dan asy-Syafiyah beserta syarahnya karya al-Jarudi, juga Alfiyah al-'Iraqi. Selain itu, dia juga menghadiri pelajaran al-Alam pada al-Ballaqaini dan mengaji kepadanya ilmu yang tidak dapat dihitung banyaknya. Dia juga selalu belajar kepada asy-Syaraf al-Manawi sampai meninggal, dia juga mengaji banyak ilmu kepadanya. Selalu hadir dalam pelajaran Syaif ad-Din Muhammad bin Muhammad al-Hanafi, dan pelajaran dari al-Alamah asy-Syumunni juga pelajaran al-Kafiyaji. [22]
Meskipun demikian, dia berkata mengenai dirinya bahwa dia tidak banyak mendengarkan riwayat, karena kesibukannya yang lebih penting yaitu membaca ad-Dirayah.
Para Syaikh Imam as-Suyuthi, Murid, dan Kawan-kawannya:
Telah terhitung syaikh-syaikh Imam as-Suyuthi sekitar seratus lima puluh orang, dan yang paling terkenal adalah:
1. Ahmad asy-Syarmusahi [23]
2. 'Umar al-Ballaqaini [24]
3. Shalih bin 'Umar bin Ruslan al-Ballaqaini [25]
4. Muhyi ad-Din al-Kafiyaji, [26] dan
5. Al-Qadhi Syarif ad-Din al-Manawi. [27]
Sementara banyak juga para murid yang belajar kepada sang Imam, di antaranya: Ad-Dawawi. [28] Sewaktu menuntut ilmu dia banyak bersama orang-orang dan kita sebutkan beberapa yang kita khususkan, yaitu:
1. Syamsu ad-Din as-Sakhawi [29]
2. Ali al-Asymuni [30]
Akidahnya:
Nampak dari kitab-kitab Imam as-Suyuthi bahwa dia membela para shahabat serta menjaga sunnah. Sesungguhnya dia di atas madzhab Ahli Sunnah, dan tidak diketahui tentang dia selain daripada itu kecuali sedikit kecenderungannya pada tasawuf sebagai turunan dari kakeknya tertinggi, Haumam. Akan tetapi pengetahuannya akan Kitabullah dan as-Sunnah telah membentenginya dari kesesatan yang sering dilakukan oleh sebagian sufi yang jauh dari Kitabullah dan as-Sunnah.
Pengaruh Keilmuannya:
Ketika sang Imam telah mencapai usia empat puluh tahun, beliau mengasingkan diri dari manusia untuk meluangkan waktu menyusun dan menulis kitab. Sehingga dalam rentang waktu dua puluh dua tahun dia bisa memenuhi perpustakaan dengan beberapa karangannya, yang jumlahnya mendekati 600 karya dalam disiplin ilmu yang bermacam-macam, seperti tafsir beserta ilmu tafsirnya, hadits beserta ilmu haditsnya, fikih beserta ushulnya dan Bahasa Arab beserta cabang-cabangnya, kemudian tentang perjalanan dan sejarah.
Penulis Hidayah al-'Arifin telah menyebutkan sebagian besar karangan Imam as-Suyuthi, dan sang Imam sendiri telah menghitungnya seperti itu. [31]
Sekarang kita cukupkan menyebutkan beberapa kitab yang terkenal dalam bidang hadits dan ilmunya karena hubungannya yang kuat dengan pembahasan riset dan studi mengenai tahqiq:
Pertama: Bidang Hadits
1. Zahru ar-Rabi 'Ala al-Mujtabi li an-Nasa'i telah dicetak
2. Al-Hawalik 'Ala Muwaththa' Malik telah dicetak
3. Maraqah ash Shu'ud Syarh Sunan Abu Dawud manuskrip
4. Jam'u al-Jawami' aw al-Jami' al-Kabir telah dicetak
5. Al-Jami' ash-Shagir wa Dzailuh telah dicetak
Kedua: Bidang Ilmu Hadits
1. Tadrib ar-Rawi bi Syarh Taqrib an-Nawawi telah dicetak
2. Al-Alfiyah fi al-Hadits telah dicetak
3. Is'af al-Mubtha' Bi Rijal al-Muwaththa' telah dicetak
4. Dur as-Sahabah fi Man Nazala Mishra min ash Shahabah telah dicetak
5. Natsru al-'Abir fi Takhrij Ahadits asy Syarh al Kabir manuskrip
Wafatnya:
Telah tercatat bahwa kehidupan sang Imam merupakan kehidupan yang penuh dengan penelitian dan menyusun kitab-kitab. Dia telah mengurung diri untuk semua itu di rumahnya di Raudhah al-Miqyas dan tidak pindah dari sana. Dia tetap saja dalam keadaan seperti itu hingga dia meninggal dunia, setelah dia menderita bengkak yang sangat parah di lengan kirinya selama tujuh hari. Lalu dia meninggal setelah itu pada hari Kamis 19 Jumada al-Ula tahun 911 H. di rumahnya dan dimakamkan di Hausy Qausun.
__________________
14. Husnu al-Muhadharah (1/335), as-Suyuthi. Cet. Isa al-Halbi.
15. Mu'jam al-Mu'alifin (5/128), 'Umar Kahalah. Al-Mutsanna, Beirut. Disebutkan pula dalam Taj al-'Arus, Zubaidi (3/183) bahwa Suyuth merupakan salah satu tempat peristirahatan Abu al-Jaisy Khumaruwiyah bin Ahmad bin Thulun. Sementara al-Khudhairiyah adalah suatu daerah kecil di Baghdad di daerah timur. Mungkin saja disebut dengan ath-Thuluniyah karena dinisbatkan kepada Ibnu Thulun ini. Kemudian as-Suyuthi dinisbatkan kepadanya sehingga menjadi ath-thuluni. Lihat Mu'jam al-Mu'alifin (5/128).
16. Syadzarat adz-Dzahab (8/51).
17. Husnu al-Muhadharah (1/335).
18. Nudhum al-'Aqayan Fi A'yan al-A'yan, as-Suyuthi (95).
19. Ahmad bin 'Ali bin Abu Bakar asy-Syarmusahi, kemudian al-Qahiri, asy-Syafi'i, Muqri', Fardha, wafat pada tahun 855 H. Sementara asy-Syarmusahi adalah dinisbatkan kepada sebuah perkampungan di Dimyath. Mu'jam al-Mu'alifin (1/320).
20. Syaikh Islam Siraj ad-Din Abu Hafshin 'Umar bin Ruslan bin Nashir Shalih bin Syihab bin 'Abdu al-Khaliq bin Muhammad Musafir al-Kanani asy-Syafi'i. Dilahirkan pada tanggal dua Sya'ban tahun 724 H. dan meninggal pada 10 Dzt al-Qa'dah tahun 805 H. (Thabaqat al-Hufadh,538).
Puteranya adalah Shalih bin 'Umar bin Ruslan, seorang ahli fikih, ilmu kalam, ahli tafsir, hadits, penulis prosa, dan seorang penyair. Dilahirkan di Cairo pada 13 Jumada al-Ula 791 H. dan meninggal pada 5 Rajab 868 H. lihat Mu'jam al-Mu'alifin (5/9), al-Badru ath-Thali' (1/286-287).
21. Al-Kafiaji: dia adalah Muhyi ad-Din Abu 'Abdullah Muhammad bin Sulaiman bin Sa'ad bin Mas'ud ar-Rumi al-Kafiyaji, seorang ahli fikih, ushul, ahli hadits, nahwu, ahli tafsir, seorang sufi, ahli manthiq, seorang hakim, dan ahli matematika. Dilahirkan di Kakkijah Kai dari negeri Sharukhan yang terkenal dengan Mesir. Dilahirkan pada tahun 788 H. dan meninggal pada salah satu bulan Jumada tahun 879 H. di Mesir. Lihat Mu'jam al-Mu'alifin (10/51), Husnu al- Muhadharah (1/335).
22. Syadzaratad z-Dzaham, Ibnu al-'Imad (8/51). Husnu al-Muhadharah.
23 Telah dijelaskan.
24 Telah dijelaskan.
25 Telah dijelaskan.
26 Telah dijelaskan.
27. Yahya bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad bin Makhluf bin 'Abdu as-Salam, al-Hadadi, al-Manawi, al-Mashri, asy-Syafi'i. Yang merupakan seorang ahli fikih, ushul, dan ahli hadits ikhbari. Dia tumbuh di Cairo, dan mengaji dengan Waliyu ad-Din al-'Iraqi mengenai ilmu fikih dan ushul. Dilahirkan pada tahun 789 H., dan meninggal di Cairo pada 2 Jumadi al-Akhirah tahun 871 H. lihat Mu'jam al-Mu'alifin (13/327), juga adz-Dzil 'Ala Raf'i al-Ashar (44), karya Sakhawi.
28. Dia adalah Imam al-'Alamah al-Muhadits al-Hafizh Syamsu ad-Din Muhammad bin 'Ali bin Ahmad ad-Dawawi, al-Mashri, asy-Syafi'i. Dia merupakan seorang syaikh ahli hadits pada masanya. Dia juga memiliki beberapa karangan dan yang paling terkenal adalah Thabaqat al-Mufassirin. Meninggal pada 18 Syawal 945 H. dimakamkan di Turbah Fairuz di Shakhra' Bab an-Nashr. Kasyfu adh-Dhunun (1/1107). Al-A'lam (7/184).
29. Dia adalah Muhammad bin 'Abdurrahman bin Muhammad bin Abu Bakar bin 'Utsman bin Muhammad yang diberi gelar Syamsu ad-Din, Abu al-Khair, Abu Abdullah bin Zain atau Jalal Abu al-Fadhal dan Abu Muhammad as-Sakhawi al-Ashal, al-Qahiri, asy-Syafi'i. Dilahirkan pada tahun 831 H. dan meninggal pada bulan Sya'ban tahun 902 H. lihat adh-Dhau' al-Lami' (2/8), Nudhum al-'Aqiyan fi A'yan al-A'yan (152).
30. Dia adalah 'Ali bin Muhammad bin 'Isa bin Yusuf bin Muhammad al-Asymuni al-Ashal, kemudian al-Qahiri, asy-Syafi'i. Dilahirkan pada bulan Sya'ban tahun 838, dan meninggal pada 17 Dzi al-Hijjah tahun 918 H. lihat al-Badr ath-Thali' (1/491).
31. Syadzarat adz-Dzahab (8/51), Bada'i az-Zuhur (4/82).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Mengenal Imam As'Suyuthi"
Posting Komentar