34. Kewajiban Haji Hanya Sekali Seumur Hidup
35. Kedudukan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi
36. Keutamaan Madinah dan Tinggal di sana
Hadits Ke-34
Kewajiban Haji Hanya Sekali Seumur HidupDiriwayatkan oleh Muslim, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, ia berkata: "Rasulullah saw bersabda:
ذَرُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، فَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَدَعُوهُ
Sababul Wurud Hadits Ke-34:
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw pernah berkhutbah dan bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan kalian berhaji." Lalu berdirilah seorang laki-laki dan berkata: "Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?" Beliau pun terdiam mendengar pertanyaan itu, hingga kemudian orang itu mengulang pertanyaannya hingga tiga kali. Nabi bersabda: "Andai aku katakan, 'ya' pastilah menjadi wajib, andai diwajibkan (tiap tahun) maka kalian tidak akan mampu melakukannya. Biarkanlah apa yang tidak aku jelaskan (tidak diperintah atau dilarang). Sebab, yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah mereka banyak bertanya dan pertentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. Apabila aku melarang kalian melakukan sesuatu maka tinggalkanlah dan jika aku memerintahkan kalian melakukan suatu urusan maka lakukanlah sesuai dengan kemampuanmu."
Tahqiq ke 34
Hadits Ke-34:
Ø Hadits tersebut adalah bagian dari hadits milik Muslim dalam kitab: al-Hajj bab: Fardhu al-Hajj Marratan fi al-'Utnr (Kewajiban Haji Hanya Sekali Seumur Hidup, (3/481));
Ø Dan juga diriwayatkan oleh an-Nasa'i dalam kitab: Manasik al-Hajj, bab: Wujub al-Hajj (Wajibnya Berhaji, (5/83));
Ø Ibnu Majah dalam Muqaddimah, bab: Ittiba Surmati Rasulullah saw (Mengikuti Sunnah Rasulullah, (1/3));
Ø Ia juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab: al-'Itisham, bab: al-Iqtida' bi Surmati Rasulullah saw wa Qaulullah Ta'ala: 'Waj'alm li al-Muttaqin Imatna (Mengikuti Sunnah Rasulullah saw, dan firman Allah (yang artinya): 'Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa,' (9/117));
Ø At-Tirmidzi dalam Abwab al-Ilm, bab: afi al-Intiha 'amma Naha 'anhu Rasulullah saw (Tentang Berhenti dari Apa-apa yang Dilarang oleh Rasulullah saw, 4/152 dan ia berkata: "Ini adalah hadits hasan shahih dan semuanya dengan lafazh-lafazh yang saling berdekatan," dan lafazh yang disebutkan di atas terdapat dalam mukaddimah bab ini adalah lafazh milik Ahmad 2/517.
Sababul Wurud Hadits Ke-34:
Hadits tersebut diriwayatkan oleh an-Nasa'i 5/83, Muslim dalam kitab: al-Hajj pada bab yang terdahulu 3/481, darinya dengan lafazh-lafazh yang berdekatan. Dan diriwayatkan oleh Ahmad 1/184 dari hadits Sa'ad bin Abi Waqqash.
Hadits Ke-35
Kedudukan Masjid al-Haram dan Masjid NabawiDiriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, ia berkata: "Rasulullah saw bersabda,
«صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِي غَيْرِهِ مِنَ الْمَسَاجِدِ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ»
Sababul Wurud Hadits Ke-35:
Abdur Razzaq dalam al-Mushannaf berkata: "Aku mendengar Ibrahim al-Makki dari Atha' Ibnu Abi Rabah, ia berkata: Asy-Syarid [2] datang menghadap kepada Nabi saw pada hari penaklukan Makkah lalu berkata: 'Sesungguhnya aku pernah bernadzar, jika Allah menaklukkan (Mekkah) atasmu, aku akan shalat di Baitul Maqdis.' Rawi berkata: 'Lalu Nabi saw berkata kepadanya: 'Di tempat inilah lebih utama, tiga kali. Kemudian beliau bersabda: 'Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, andai engkau shalat disini niscaya lebih mencukupi bagimu.' Kemudian beliau bersabda lagi: 'Shalat di Masjid ini adalah lebih utama seribu kali dari pada shalat di tempat lainnya dari masjid-masjid yang ada.'"
Diriwayatkan oleh Ahmad dari al-Arqam bin Abi al-Arqam bahwasanya ia pernah datang menghadap ke Rasulullah saw lalu mengucapkan salam kepadanya. Nabi pun bertanya: "Akan kemanakah engkau?" Ia menjawab: "Aku hendak kesana ya Rasulullah," sambil mengisyaratkan tangannya ke arah Baitul Maqdis. Nabi bertanya kembali: "Apakah engkau keluar menuju ke arah sana lantaran perdagangan?" Ia berkata: "Aku berkata: Tidak', aku keluar untuk melakukan shalat di sana."' Nabi bersabda: "Sesungguhnya shalat di sini -dan beliau mengisyaratkan tangannya ke arah Makkah- adalah lebih baik 1.000 kali dibanding di sana -dan beliau mengisyaratkan tangannya ke arah Syam-."
Tahqiq ke 35
Hadits Ke-35:
Ø Hadits tersebut lafazh milik Muslim dalam kitab: al-Hajj, bab: Fadhlu ash-Shalah bi Masjid Makkah wa al-Madinah (Keutamaan Shalat di Masjid Makkah dan Madinah 3/537;
Ø Dan diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab: ash-Shalah fi Masjid Makkah wal Madinah, bab: Fadhlu ash-Shalah bi Masjid Makkah wa al-Madinah (Keutamaan Shalat di Masjid Makkah dan Madinah, (2/76)), dengan lafazh-lafazh yang saling berdekatan;
Ø Juga diriwayatkan oleh Muslim, kitab: al-Hajj pada bab yang telah lalu;
Ø Ahmad 2/368, 468 dan ia adalah bagian hadits bagi keduanya;
Ø At-Tirmidzi Abwab ash-Shalah, bab: Md Ja'a fi ayyi al-Masajid Afdhal (Hadits-hadits tentang Masjid-masjid Mana Saja yang Utama), dan ia berkata dalam menilai hadits ini: "Ini adalah hadits hasan shahih," 1/240;
Ø An-Nasa'i dalam kitab: Mandsik al-Hajj, bab: Fadhlu as-Shalah fi al-Masjid al-Haram (Keutamaan Shalat di Masjid al-Haram, (5/168));
Ø Muslim dalam kitab dan bab yang telah lalu dari hadits Ibnu Umar;
Ø Ibnu Majah dalam kitab: Iqamat ash-Shalah wa Sunnah fiha, bab: Md Ja'afi ash-Shalah fi Masjid Baiti al-Maqdis (Hadits-hadits tentang Shalat di Masjid Baitul Maqdis);
Ø Ahmad 3/343, 397 dari hadits Jabir. Juga dalam hadits yang lain 1/183 dari hadits Sa'ad bin Abi Waqqas 4/5, dari hadits Zubair bin Awwam 4/80, dari hadits Jubair bin Muth'im semuanya dengan lafazh-lafazh yang hampir bersamaan.
Sababul Wurud Hadits Ke-35:
Hadits tersebut lafazh milik Abdur Razzaq dalam al-Mushannaf 5/122, dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab: al-Aiman wa an-Nudzur, bab: Man Nadzar an Yushalliyafi Baiti al-Maqdis (Tentang Orang yang Bernadzar untuk Shalat di Baitul Maqdis, (2/211)), dengan lafazh-lafazh beragam.
Hadits yang kedua untuk sababul wurud ini: Belum aku dapatkan bahwa hal itu lafazh milik Ahmad, lihat Musnad nomor 3/417.
Hadits Ke-36
Keutamaan Madinah dan Tinggal di sanaDiriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Jabir, ia berkata: "Rasulullah saw bersabda:
«الْمَدِينَةُ كَالْكِيرِ تَنْفِي خَبَثَهَا وَتُنْصِعُ طَيِّبَهَا»
Sabab Hadits Ke-36:
Ø Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bukhari, dan Muslim dari Jabir, ia berkata: "Seorang laki-laki badui datang menghadap Rasulullah saw,, ia masuk Islam, dan membai'at beliau untuk berhijrah. Tak lama kemudian ia datang kepada Nabi saw, dan berkata: 'Batalkan bai'atku!' Maka beliau berkata: Tidak, aku tidak akan membatalkan bai'atmu.' Orang itu datang lagi dan berkata: 'Batalkan bai'atku.' Beliau menjawab: 'Tidak!' Kemudian ia datang lagi dan berkata: 'Batalkan bai'atku!' Nabi menjawab: 'Tidak.' Lalu ia pun lari. Beliau berkata: 'Madinah itu bagaikan alat peniup api, ia akan menghilangkan karat besi dan memurnikan yang baik.'
Ø Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bukhari, dan Muslim dari Zaid bin Tsabit, bahwasanya Rasulullah saw keluar ke arah Uhud, lalu orang-orang kembali keluar bersama beliau, waktu itu para shahabat Rasulullah terdiri dari dua kelompok: satu kelompok yang berkata: "Kita memerangi mereka," sedang satu kelompok lagi berkata: "Tidak." Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan (ayat yang artinya): 'Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik...' Dan Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya ia adalah Thibah, dan sesungguhnya ia dapat menghilangkan karat sebagaimana api menghilangkan karat perak."
Tahqiq ke 36
Hadits Ke-36:
Ø Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab: al-Hajj, bab: at-Targhib fi Sukna al-Madinah wa as-Shabru 'ala Lawa'iha (Anjuran untuk Tinggal di Madinah dan Keutamaan Bersabar Atas Kondisinya, (3/528)), dari hadits Abu Hurairah dengan lafazh-lafazh yang beragam;
Ø Demikian juga Ahmad 2/237, 3/384;
Ø Dan Muslim dalam kitab dan bab yang telah lalu 3/530, dari hadits Zaid bin Tsabit.
Sababul Wurud Hadits Ke-36
Sababul Wurud Pertama:
Ø Hadits pertama adalah lafazh milik Ahmad 3/307;
Ø Dan diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab: al-Ahkam, bab: Man Baya'a Tsumma Istaqala al-Ba'iah (Barangsiapa Berbaiat Kemudian Hendak Membatalkan Baiat Tersebut), dan bab: Bai'atu al-A'rab (Baiat Orang-orang Badui, (9/98)) dalam kitab: al-'Itisham, bab: Ma Dzakara an-Nabiy saw wa hadhdha 'ala Ittifaq Ahli al-'Ilmi wa Ma Ajma'a 'alaihi al-Haraman Makkah wa al-Madinahwa Ma kana biha min Masyahid an-Nabiy saw, wa la-Muhajirin wa al-Anshar wa Mushalla an-Nabiy saw wa al-Minbar wa al-Qabr (Apa-apa yang Telah Disebutkan dan Dianjurkan oleh Nabi saw Berdasarkan Kesepakatan Ahli Ilmu, dan Apa-apa yang Disepakati Atasnya pada al-Haramain yaitu Makkah dan Madinah, dan Tempat-tempat Terjadinya Peristiwa Penting Nabi saw, Orang-orang al-Muhajirin, dan Orang-orang Anshar, Mushalla Nabi saw, Mimbar dan Kubur, (9/127));
Ø Muslim dalam kitab: al-Hajj, pada bab yang terdahulu 3/530;
Ø An-Nasa'i dalam kitab: al-Boiat 7/135;
Ø Ahmad 3/306, 365, 385,392, dengan lafazh-lafazh yang beragam.
Sababul Wurud Kedua:
Ø Lafazh milik Ahmad 5/184, dan diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab: at-Tafsir 3, bab: Qauluhu 'Wa Ma Lakum La Tuqatilu fi Sabilillah (Firman-Nya: 'Maka mengapa kamu tidak ikut berperang di jalan Allah, (6/59)). Dengan lafazh-lafazh yang saling berdekatan;
Ø Muslim dalam kitab: al-Munafiqin, bab: Shifat al-Munafiqin wa Ahkamuhum (Sifat Orang-orang Munafik dan Hukum-hukumnya, (5/648)), dari hadits Adi bin Tsabit. Dan dia meriwayatkan bagian yang kedua di dalamnya dalam kitab: al-Hajj, 3/530 dari hadits Zaid bin Tsabit dengan lafazh-lafazh yang beragam.
Di antara hadits-hadits yang layak menjadi sababul wurud adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad 2/439, dari Abu Hurairah, ia berkata: "Rasulullah saw bersabda: 'Sesungguhnya ada beberapa orang yang menghasut orang-orang untuk lari (meninggalkan Madinah) mereka berkata: 'Hal itu adalah baik, hal itu adalah baik.' Dan Madinah adalah lebih baik bagi mereka jika mereka mengetahuinya. Demi jiwa Muhammad yang ada di tangan-Nya, tidaklah seseorang bersabar atas kesulitan dan kesengsaraannya, melainkan aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya kelak di Hari Kiamat. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sesungguhnya Madinah dapat membersihkan penduduknya sebagaimana alat peniup api menghilangkan karat besi, dan demi jiwa Muhammad yang berada ditangan-Nya, tidak ada seorang pun yang keluar darinya lantaran benci kepadanya, kecuali Allah pasti akan menggantikan dengan orang lain yang lebih baik darinya.'"
Kosa Kata:
Kata an-nashi' bermakna bersih dari segala sesuatu. Lihat Mukhtar ash-Shihhah 663/
Sabda Rasulullah saw: 'Yastanfiruna 'asyairahum, kata an-nafar adalah bimbang dari dan pada sesuatu, seperti terkejut pada dan atas sesuatu. Istinfar. menghasut kaum untuk lari. Lihat al-Mufradat fi Gharib al-Qur'an oleh Ashbahani 763.
Dan di antara hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan Madinah adalah apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad dari Abu Hurairah 1/184, ia berkata: "Rasulullah saw bersabda: 'Ya Allah, berkahilah ahli Madinah pada kota mereka, berkahilah mereka pada sha' mereka, berkahilah mereka pada mud mereka. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim adalah hamba-Mu dan kekasih-Mu dan sesungguhnya aku adalah hamba-Mu dan rasul-Mu, dan sesungguhnya Ibrahim pernah meminta kepada-Mu untuk ahli Makkah, dan aku memintamu untuk ahli Madinah, sebagaimana Ibrahim memintamu untuk ahli Makkah, maka aku meminta yang sama. Sesungguhnya Madinah adalah sarang bagi malaikat, pada setiap naqab (jalan masuk di antara dua gunung) ada dua malaikat yang menjaganya, penyakit Thaun tidak akan masuk di dalamnya begitu juga dengan Dajjal, barangsiapa yang berencana jahat maka Allah akan mencelakakannya, sebagaimana ia menghalau garam di dalam air.'"
_______________
1. Ada yang berpendapat yang dimaksud adalah membebankan diri dalam bertanya, banyak bertanya pada hal-hal yang tidak terjadi, dan tidak perlu ditanyakan. Ada yang berpendapat yang dimaksud adalah pertanyaan orang-orang mengenai harta mereka dan yang ada di tangan mereka. Ada yang berpendapat, banyaknya pertanyaan orang-orang tentang keadaan mereka dan hal-hal yang terinci dari urusan mereka.
0 Response to "Bab Ibadah Haji - Hadits ke: 34-36"
Posting Komentar